Rabu, 17 April 2013

Kebun Abu Thalhah

Bismillahirrahmaanirrahiim
Assalamu'alaikum Warahmatullahi


Artikel ini diambil dari tulisan A Ilyas Islmail dalam rubrik Hikmah Republika edisi Selasa, 16 April 2013. Semoga bermanfaat.
Suatu hari, Abu Thalhah RA asyik bekerja di kebunnya. Saking asyiknya berkebun, ia tak menyadari bahwa matahari sudah diujung pepohonan atau hampir terbenam. Mengetahui hal itu, pacul dan berbagai perlengkapan pertanian segera ia singkirkan. Buru-buru ia pergi ke masjid untuk menunaikan shalat Ashar. Beruntung ia masih bisa shalat Ashar meski sangat mepet,sudah di ujung waktu.
Seusai shalat, ia lari menemui Rasulullah SAW sambil menangis tersedu-sedu. Ia mengadu kepada Rasulullah. “Binasa Abu Thalhah, wahai Rasul Allah. Gara-gara berkebun, aku hampir tak bisa shalat Ashar, kecuali saat matahari sudah terbenam. Karena itu, kebun tersebut dan segala isinya aku sedekahkan untuk Allah”[Sayr A’lam al-Nubala’, Abu Thalhah].
Abu Thalhah RA dikenal sebagai salah seorang sahabat Rasul yang sangat mulia dan dermawan. Apa yang diperlihatkannya dalam kisah di atas, memberikan inspirasi dan teladan berharga bagi kita semua. Setidaknya ada 4 hal yang layak diteladani dari sikapnya yang menyedekahkan kebun karena hal itu telah melalaikannya dari mengingat Allah SWT.
Pertama, kemampuan membuat dan memahami skala prioritas (fiqh al-awlawiyat). Orang mukmin, seperti ditunjukkan Abu Thalhah, mesti tahu hal yang sangat penting (al-aham), lalu yang agak penting (tsumm al-aham), dan seterusnya. Bekerja, seperti berbisnis dan berkebun tidak dilarang, bahkan diperintahkan. Akan tetapi, ketika waktu shalat tiba, hal pokok yang mesti dilakukan adalah shalat. “Ash-shalat-u ‘alaa waqtiha”, demikian pesan Nabi SAW.
Kedua, kemampuan menjaga dan memelihara shalat. Dalam Al-Qur’an, seperti diketahui perintah shalat dikemukakan dengan beberapa istilah. Diantaranya dengan kata mendirikan (iqamat al-shalah), menjaga dan memelihara (muhafazhah), melakukan dan mengerjakan dengan kontinu (mudawamah). Dan puncak ialah khusyuk dalam shalat (QS Al-Mu’minun [23]:2). Karena itu, tak seorang pun boleh bermain-main dengan shalat, kecuali diancam neraka Wail. (QS al-Ma’un [107]:4-7).
Ketiga, kemampuan melakukan evaluasi diri sehingga diketahui dan disadari keterbatasan dan kelemahan diri (taqshir). Abu Thalhah sadar betul bahwa ibadah shlat harus dilakukan dengan semangat maksimal,bukan minimal. Itu sebabnya kesadaran tentang adanya kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam shalat, membuatnya harus menambal dengan kebaikan lain, yaitu memberikan kebun terbaiknya untuk Allah SWT.
Keempat, kemampuan melatih dan mendidik diri sendiri. Abu Thalhah tak hanya menyesal dan menangis atas hilangnya kesempatan, tetapi ia mampu membuat peluang baru dan melipatgandakannya menjadi kebaikan yang lebih besar. Ini merupakan pendidikan diri yang tak hanya inovatif tetapi juga inspiratif. Wallahu a’lam.

Mari kaum muslim seluruh alam kuatkan pertahanan internal kita ketimbang terus saja mengurusi musuh-musuh Islam. Kalau dari internal kita sudah kuat, sekuat apapun musuh-musuh Islam melawan tidak ada pengaruhnya. Mari mulai dari shalat. Sudah khusyukkah shalat kita?
Alhamdulillah...:)
 

Sabtu, 06 April 2013

La Tahzan Ukhti..

Bismillahirrahmaanirrahiim
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Wanita adalah makhluk yang sangat unik. Berbeda. Dan memiliki keistimewaan tersendiri. Islam memandang wanita adalah makhluk yang sangat spesial dan memberikan satu surah dalam Al-Qur'an untuk wanita. An-Nisa. Islam juga telah mengangkat derajat wanita yang derajatnya pada zaman jahiliyah bagaikan "di bawah bumi", sampai surga berada di bawah telapak kakinya. Subhanallah..
Tetapi menjadi "wanita" memang tidak mudah, mengapa?
pertama,
aurat wanita lebih banyak daripada pria. wanita harus menutup hampir seluruh tubuhnya, kecuali telapak tangan (termasuk punggung tangan) dan wajah.
kedua,
wanita itu harus meminta izin kepada suami jika hendak ke mana-mana dan melakukan apa-apa. sedangkan suami tidak perlu
ketiga,
wanita itu harus patuh dan taat pada suami. tapi suami tidak
keempat,
wanita mendapat harta warisan lebih sedikit dari laki-laki (separuhnya)
kelima,
wanita mengalami sulitnya mengandung dan melahirkan anak, sedangkan laki-laki tidak
keenam,
masa ibadah wanita itu lebih dikit daripada laki-laki. karena wanita mengalami haid dan nifas
dan sebagainyaa… 

tapi ukhti,,,

tau kah kau?
pertama,
benda dan indah yang mahal harganya, akan dibelai dan disimpan di tempat yang baik… bukankah kita tak akan menemukan intan berlian berserakan kan?
kedua,
wanita memang perlu taat kepada suami. bahkan, ridho suami adalah ridho Allah juga. tapi, tidak ingatkah kita bahwa seorang anak (termasuk laki-laki) harus alias wajib taat kepada ibunya. bahkan lebih besar tiga kali lipat dibanding ayah. (hadis shahih)
ketiga,
hai ukhti, taukah engkau? wanita itu dipersilahkan masuk surga dari pintu mana saja asalkan dia melaksanakan 4 hal ini : menjaga sholat lima waktu, puasa di bulan romadhon, taat pada suamidan menjaga kehormatannya.
keempat,
bagian wanita atas harta warisan itu cuman 1 : 2 laki-laki . tetapi, bagian wanita itu khusus buat dirinya sendiri artinya, wanita tidak wajib membagi harta warisannya itu ke suami dan anak. sedangkan harta warisan yang diterima laki-laki itu, harus diberikan/dibagi untuk istri dan anak-anaknya.
kelima,
wanita perlu bersusah payah ketika mengandung dan melahirkan. tapi, taukah bahwa setiap saat dia didoakan oleh seluruh makhluk Allah dan bahkan malaikat pun ikut mendoakan. dan bahkan, Allah menjanjikan syahid ketika seorang wanita melahirkan kemudian dia meninggal. subhanallah…
keenam,
seorang lelaki itu wajib berjihad fisabilillah. sementara, bagi wanita yang ia taat pada suaminya dan mematuhi segala perintah dan larangan Allah, maka disertainyalah pahala itu setara dengan pahala jihad fisabilillah tanpa harus mengangkat senjata. keren kan?
 
kita tidak perlu bersedih dengan kelemahan-kelemahan kita sebagai wanita. bukankah setiap mahkluk itu diciptakan dengan kelemahan dan kelebihan masing – masing? . kita sebagai wanita muslim, bersyukurlah, karena kita diabadikan dalam Al Quran, surah ke 4 >> An Nisa’ . juga hadis – hadis yang menyanjung-nyanjung wanita muslimah.
” Ibu lebih penyayang daripada bapak dan doa orang yang penyayang tidak akan sia-sia.”
“Apabila seseorang perempuan mulai sakit hendak bersalin, maka Allah mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah”
“Apabila seseorang perempuan melahirkan anak, keluarlah dia dari dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkannya”
“Barangsiapa yang menggembirakan anak perempuannya, derajatnya seumpama orang yang sentiasa menangis karena takut akan Allah dan orang yang takut akan Allah, akan diharamkan api neraka ke atas tubuhnya”

ada lagi sabda Rosul bahwa ketika kita memiliki dua anak perempuan atau lebih dan mampu menjaga dan mengantarkannya menjadi wanita yang baik, maka surga adalah jaminannya… Aamiin..
 
berbahagialah wahai para muslimah. jangan risau hanya untuk apresiasi semu di dunia ini… tetep jaga  istiqomah untuk beribadah di jalan Allah dan melaksanakan segala kewajiban. surga menantimu, wahai muslimah. La tahzan.. :)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...