Sebelum membaca artikel ini, mari kita
mengucapkan basmallah dengan sungguh-sungguh agar dimudahkan dalam memahami dan
juga mengamalkannya.
Bismillahirrahmaanirrahiim
Dengan
menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang
Siapa
juga sih yang tidak mau seperti judul itu? Muda kaya raya, mati masuk surge. Pernahkah
antum semua berkhayal menjadi orang yang kaya raya? Punya uang banyak, dan
segala kebutuhan dapat terpenuhi? Tapi kemudian antum sadar dan merasa hal itu
tidak mungkin karena ‘ah, saya mah terlahir dari keluarga sederhana, biasa
saja’, atau’ boro-boro punya uang banyak, bisnis saja belum pernah’, atau
mungkin juga ‘saya ngga punya bakat berbisnis’, dan ‘Jadi orang kaya tuh dekat
ke neraka’. Ada juga orang-orang yang beranggapan ‘Lebih baik miskin tapi
bahagia’. Eits, siapa bilang? Yang lebih baik adalah KAYA dan BAHAGIA. Sepakat?
Ibnu
Abid duni menjelaskan bahwa ada 3 alasan mengapa kita diperintahkan menjadi
kaya dalam Islam.
1. Harta
itu tulang punggung kehidupan.
2. Peredaran
kekayaan itu adalah indicator kesalehan atau keburukan masyarakat. Rasulullah
Saw mengatakan: “Sebaik-baik harta itu adalah uang yang beredar diantara
orang-orang shaleh”.
3. Terlalu
banyak perintah syariah yang hanya bisa dilaksanakan dengan harta yang cukup.
Dari5 rukun Islam, terdapat zakat dan haji yang memerlukan uang.
Ibn
Umar ra berkata, bersabda Rasulullah Saw:
“Tiada
boleh seseorang iri hati terhadap orang lain, kecuali dalam dua hal; seorang
yang diberi pengertian Quran, maka ia mempergunakannya sebagai pedoman amalnya
siang malam, dan seorang yang diberi oleh Allah kekayaan harta, maka ia
membelanjakannya siang dan malam untuk segala amal kebaikan.”(HR
Bukhari-Muslim). Itulah alas an-alasan kita sebagai muslim harus kaya.
Kalau
kita berkaca dari sirah, ternyata Rasulullah Saw adalah potret muslim yang
kaya. Beliau telah magang dalam bisnis untuk mencari penghasilan pada usia 8
tahun. Umur 12 tahun beliau sudah pulang pergi ke luar negeri ikut dalam bisnis
keluarga. Umur 15-19 tahun ikut berperang sehingga punya pengalaman militer.
Umur 20 tahun Muhammad muda sudah jadi pengusaha, dan inverstornya adalah
Khadijah. Waktu umur 25 tahun ia menikahi inverstornya dengan mahar 20 ekor
unta. Kira-kira 1 ekor unta adalah seharga Rp 13 juta, sehingga total maharnya
adalah Rp 260 juta. itu baru maharnya saja. Belum lagi ada harta simpanan.
Nah,
terkait dengan kaya harta nih, pernahkan antum semua mendengar kata Dinar?
Dinar berbeda dengan dinar. Huruf d pada kata dinar yang pertama ditulis kapital
sedangkan yang kedua tidak. Hal ini mengindikasikan dinar adalah alat tukar
resmi negara-negara timur tengah seperti Iran dan Irak yang berwujud uang
kertas sedangkan Dinar adalah koin emas 22 karat dengan berat 4,25 g. Dinar dan
Dirham telah digunakan sejak zaman Rasul, dibuat resmi dan ditetapkan
standarnya sebagai mata uang yang syah dalam kekhalifahan Umar bin Khattab ra,
dan digunakan semakin luas oleh khalifah-khalifah setelahnya. Di Indonesia,
Dinar dan Dirham diproduksi oleh PT Antam, Tbk.
Dinar
memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan uang kertas yang dipakai saat
ini. Kita semua tahu bahwa setiap tahun terjadi inflasi (penurunan nilai mata
uang) rata-rata 10% per tahun sedangkan bunga bank pertahun rata-rata 5%,
artinya kalau kita menabung di bank setiap tahun sebenarnya daya beli kita
turun 5% sekalipun nominalnya naik 5%. Berarti kita rugi karena daya beli uang
kita merosot setiap tahun kalau ditabung dalam bentuk uang.
Sekarang
kita bandingkan jika kita menabung dengan emas (Dinar). Setiap tahun emas naik
rata-rata 25%, jadi kalau misalnya kita memiliki uang Rp 1.500.000, lalu kita
belikan 1 Dinar emas senilai Rp 1.500.000 maka besar kemungkinan tahun depan
harga 1 Dinar emas akan bernilai minimal Rp 1.800.000 dan punya daya beli yang
sama atau bahkan lebih tinggi dari tahun sebelumnya.
Biaya
membuat selembar kertas uang dollar amerika USD adalah 4 sen. Lalu otoritas
akan menstempel nnilanya di lembaran, bisa US$ 1, US$ 10, dan US$ 100.
Tetapsaja biaya membuatnya 4 sen dollar.
Kali
ini Dinar antum. Potong Dinar menjadi dua. Serahkan satu potongan Dinar ke
siapapun yang antum kenal. Jika mereka sangat awam dan tak mengerti apa itu
Dinar, katakana: “Ini emas 22 karat, dengan berat kira-kira 2,1 g, setengah
dari 4,35 g”, setelah itu bisa dipastikan antum akan menerima banyak ucapan
terima kasih.
Untuk
emas, kita tidak perlu lahirkan undang-undang untuk membuatnya berharga dan
disepakati bersama. Emas dan perak telah diatur oleh Sang Maha Pengatur tetap
langka dan berharga.
Bagi
yang belum menikah atau pasangan muda, nih, dengan Dinar kita bisa merencanakan
pelaksanaan tonggak-tonggak penting peristiwa dari jauh hari. Salah satunya
untuk biaya pernikahan, dana untuk melahirkan juga membeli rumah. Misalkan 4
tahun mendatang antum berencana untuk menikah dan diperlukan dana sekitar Rp 50
juta = 33 keping Dinar (pada akhir tahun 2010). Baik dengan mencicil satu demi
satu keping Dinar maupun dialihkan langsung (jika dana telah siap), pada saat
tahun ke-4 dengan kenaikan Dinar sebesar 25% per tahun, 33 keping Dinar akan
sama dengan Rp 120.000.000. ini mengalahkan inflasi maksimal 10% per tahun akan
menyebbakan biaya pernikahan naik dari Rp 50 juta menjadi Rp 73 juta pada
periode yang sama. Dahsyat sekali, bukan? Yok, mau menikah, rencanakan anggaran
dananya dari sekarang dengan Dinar ini. Untuk akhwatnya mungkin bisa
mensyaratkan maharnya dengan beberapa keeping Dinar saat menikah nanti.
Hehehe...
Sembari
menunggu datangnya waktu suatu saat nanti Dinar menjadi alat tukar (medium of
change), maka sekarang yang bisa kita lakukan adalah menjadikan Dinar sebagai unit of account dan store of value. In shaa Allah. Aamiin.
-Artikel
ini dikutip dari buku karya Endy J. Kurniawan berjudul Think Dinar! Dengan
dilakukan berbagai tambahan. Untuk lebih jelas dan terperinci, silahkan antum
bisa membaca bukunya langsung.-
1 komentar:
http://muda.kompasiana.com/2013/03/26/kayalah-dan-masuklah-surga-semudah-itukah-546083.html
Posting Komentar