Jumat, 17 Mei 2013

Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

Bismillahirrahmanirrahiim,
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
“Fabiayyi ‘ala irobbikuma tukadziban”
Suatu pertanyaan yang tersirat dalam pikiranku saat selesai membaca Surat ke-55 dalam Al-Qur’an, Surat Ar-Rahman (Yang Maha Pengasih), surat yang terdiri dari 78 ayat, dimana ayat di atas diulang sebanyak 31 kali, ialah:
Kenapa sih ayat ini musti diulang berkali-kali? Memangnya ada yang istimewa yaa?
Kita coba dalami bareng-bareng yuk. Bismillah..

Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Manusia, dengan segala akal yang ia miliki, dengan segala kehidupan yang telah Allah ciptakan, kehidupan yang telah lengkap dengan keteraturan juga keindahannya.
Sekarang, lihatlah sejenak kawan, lihat dengan hati, juga mata..
Matahari yang setiap hari terbit terbenam, telah Allah pelihara segalanya. Bulan itu juga yang hadir di kala malam menyapa kita dengan ramahnya, mereka beredar dengan sendirinya, tanpa harus kita pikirkan rumus fisikanya yang bahkan ntah harus seperti apa ribet-nya. Lihat pula pohon-pohon di sana, yang memberi kesejukan pada kita untuk berteduh, memberi buah-buahan segar untuk kita nikmati dan lihatlah bunga-bunga cantik di sana yang terkadang dengan isengnya kita cabut dan patahkan.
Lihatlah pula lautan di sana, lautan biru nan indah, lautan yang Allah biarkan mengalir dengan anggunnya.. Disertai kesejukan angin yang membawa damai sampai hati..
Tahukah, kawan? Langit, bumi, lautan, mereka semua selalu berdzikir, selalu meminta kepada Allah.. Di kala kesibukan mereka, untuk terbit, terbenam, beredar, mengalir, semuanya.
Lalu kapankah kita terakhir membiarkan hati dan mata ini melihat kebesaran Allah?
Melihat, merenung, kemudian mendalami, dan juga mencari hikmah serta nilai atas semua yang ada dalam kehidupan ini.. Sehingga membuat mata hati kita terbuka dan menyadari bahwa tiada nikmat Allah yang dapat kita ingkari. Satu pun. Setitik pun. Tidak ada.
Allah menurunkan ayat-ayat ini, diulang berkali-kali tentu bukan tanpa sebab.
Sebuah peringatan untuk membuka hati agar mampu bersyukur.
Bersyukur dengan menyadari bahwa manusia sebagai makhluk yang lemah, yang tiada memiliki daya, upaya, kekuatan apapun tanpa izin Allah.
Menyadari bahwa manusia sebagai makhluk yang paling banyak membantah, paling banyak mengeluh, tak jarang pula menyalahkan Allah atas segala yang terjadi, merasa hidupnya tak adil, merasa sendiri, bahkan merasa tak ada artinya lagi hidup.. Tak ada artinya lagi untuk mengadu pada Allah, berkeluh kesah pada Allah, karena kita menganggap Allah tak pernah mendengar, Allah tak pernah memberi jawaban..
Namun, sadarkah kita akan satu hal bahwa..
Allah tak pernah meninggalkan setiap hamba-Nya di muka bumi ini. Manusialah yang justru meninggalkan-Nya, menjauhi-Nya, menduakan-Nya, menyakiti-Nya.[1]
Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Berprasangka baiklah kepada Allah..
Berhentilah menyalah-nyalahkan Allah. Minta ampunlah jika kita pernah melakukannya. Sesungguhnya Allah itu Maha Sempurna, Dia tidak pernah berbuat salah. Semua yang kita alami sudah diatur dengan seadil mungkin untuk kebaikan kita sendiri.
Jika kita bisa melihat dengan hati nurani yang paling dalam, sesungguhnya Allah itu benar-benar sayang kepada kita[2] ^_^

Kawan, kita diperingatkan untuk membuka hati, mendalami lagi, bahwa sungguh, nikmat Allah yang mana lagi yang akan kita ingkari? Allah ingin yang terbaik bagi hamba-Nya..
Maka, ayat ini diulang berkali-kali, agar kita sebagai makhluk yang paling banyak membantah, bisa tersadarkan.. tersadarkan.. tersadarkan.. terketuk pintu hatinya..
Yaa Allah, jadikanlah kami hamba-Mu yang banyak mengingat-Mu, banyak mensyukuri nikmat-Mu, sangat patuh terhadap perintah-Mu, senantiasa merendahkan diri ke haribaan-Mu, dan senantiasa mengadu dan berserah diri kepada-Mu.
Tuhan kami, terimalah tobat kami, bersihkanlah dosa kami, kabulkanlah doa kamu, kuatkanlah alasan kami, tunjukilah hati kami, luruskanlah perkataan kami, dan lenyapkanlah keburukan hati kami.
Aamiin Yaa Allah.. Yaa Rahman..

Wallahu a’alam bishawab.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.


[1] Oki Setiana Dewi, Melukis Pelangi. Bandung: PT Mizan Pustaka, 2011, hlm. 187
[2] A.K., Ya Allah, Tolong Aku. Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2010, hlm. 76

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Subhanallah. Terima kasih sudah mengingatkan. Semoga kita bisa menjadi orang-orang yang selalu bersyukur terhadap sekecil apapun nikmat yang selalu ALLAH SWT berikan. Aamiin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...