Rabu, 17 Juli 2013

Ramadhan di Perantauan

Bismillahirrahmaanirrahiim

Dulu...
“BANGUUUN! SAHUUUR!” ibu kita dengan semangat membangunkan kita untuk sahur.
Sekarang...
“TETOTETETOTEEEEET” bunyi alarm yang dengan luar biasanya membangunkan kita untuk sahur.

Itulah mungkin yang dirasakan sebagian besar para perantau di saat bulan Ramadhan sedangkan dirinya belum bisa kembali ke rumah karena masih aktif di kegiatan kampus (panitia ospek misalnya) atau sedang kuliah (SP atau matrikulasi misalnya).
Dulu sih mau sahur atau membantu mempersiapkan sahur, ifthar, dan tarawih masih bisa bareng sama keluarga.
Kalau sekarang, sahur harus nyiapin sendiri. Yang bangunin? Alarm. Kalau pas awal Ramadhan-nya akhir bulan (seperti tahun 2013 ini), bisa-bisa sahur sama mie instan plus telor aja, syukur-syukur bisa tambah kerupuk(Wah tapi usahakan tidak seperti ini yaa. Harus tetap bergizi makanannya ;)). Kalau biasanya di siang hari bisa diisi dengan full ibadah, sekarang pagi sampai sore yang dipikirin adalah kuliah dan rapat. Ngga ada bedanya dengan hari kita kuliah biasa. Kapan ibadahnyaaa???

Eits! Tunggu dulu teman-teman. Memang itu realitanya. Tapi sadarkah kita bahwa rapat dan kuliah itu ibadah? Hayo! Ust. Syafi'i Antonio pernah bilang kalau ibadah itu bukan sekedar ibadah-ibadah yang selama ini kita tahu seperti halnya shalat, zakat, sedekah, shaum, dan lain-lain,melainkan juga kuliah, bahkan rapat, itu juga ibadah. Segala hal baik yang kita lakukan dengan tujuan mengharapkan ridho Alloh disebut dengan ibadah. Kuliah itu ibadah karena kita mencari ilmu untuk mendapatkan derajat yang tinggi dari Alloh, supaya Alloh ridho dengan kita. Nah, rapat juga ibadah. Ketika kita memberikan pendapat dan usulan dengan mengharapkan ridho Alloh, in shaa Alloh itu juga ibadah. So, banyak hal positif yang bisa kita dapatkan meskipun jauh dari keluarga. Beberapa diantaranya adalah...

1.       Mandiri
Kok bisa? Udah jelas kan, kita harus bangun sahur sendiri, siapin sahur sendiri, harus mikirin mau ifthar sama apa dan dimana sendiri. Dari situ kita bisa belajar untuk mandiri, bertanggung jawab pada diri sendiri. Udah tau kita bakal sahur sendiri, ya kita persiapin dari malamnya. Persiapinnya gimana? Itu balik lagi ke kebutuhan kita masing-masing. Mau sahur pake ayam goreng, berarti dari malam harus siapin ayamnya, berasnya, minumnya, minyaknya, dan lain-lain. Dan semua itu yang siapin ya diri sendiri. Entah belanja di pasar, atau beli di Alf*m*rt, atau di-mart-mart yang lainnya.

2.       Hemat
Kenapa hemat? Bukan tiba-tiba jadi hemat sih, tapi BELAJAR UNTUK HEMAT. Karena biasanya anak kosan itu dikasih uang sakunya perbulan kan. Jadi hidup kita di bulan itu kita sendiri yang atur keuangannya. Misal uang bulanannya 600.000 perbulan. Berarti harus mulai pikirin, kalau sekali makan 10.000, dua kali makan (buka dan sahur) berarti 20.000 sehari. Dikali 20 hari (misal 10 hari terakhir anggap udah di rumah), jadi untuk makan di bulan Ramadhan adalah 400.000 rupiah. Sisanya 200.000 kan. Itulah yang harus dihemat-hemat untuk bisa menutupi kalau-kalau ada hal lain yang perlu dibeli. Misal tiba-tiba sabun udah habis aja nih, harus beli baru. Pasta gigi habis, harus beli baru. Tiba-tiba ada acara buka bersama (atau bagi-bagi ifthar bersama) gitu, berarti uang yang dikeluarin untuk buka gak 10.000, bisa sampai 20.000-an kan. Itu juga harus dipikirin dari awal. Pokoknya anak kosan itu benar-benar harus mulai bisa mengatur keuangannya sendiri. Dari situlah kita belajar untuk hemat.

3.       Time management
Apaan nih time management? Insya Allah semua orang yang benar-benar serius menjalankan ibadah shaum di bulan Ramadhan pasti pada punya target bulan Ramadhan kaaaaan? Misal khatam Qur’an 2 kali. Nah yang anak kosan ini mereka pasti masih banyak kegiatan kan (makanya mereka stay di kosan juga). Jadi, kita dituntut berpikir cara mengatur waktu untuk bisa siapin sahur sendiri dan targetan ibadah seperti misalnya qiyamul lail tetap kelaksanain. Berarti bangunnya harus lebih pagi lagi. Gimana caranya bisa menuhin target tilawah 2 juz perhari dengan kegiatan yang padat di setiap harinya. Hal-hal itu yang membuat kita bisa mengatur waktu kita sebaik-baiknya. Supaya amanah terlaksana, ibadah juga lancar.

Nah nah nah...
Terus apa aja nih tips-tips supaya bisa memaksimalkan Ramadhan kita meskipun tinggal di kosan dengan sejuta kesibukan. Beda, kan, orang yang sibuk tapi tetap bisa pulang ke rumah, dengan orang yang sibuk DAN harus menetap di kosan.
Tipsnya adalah....
--SELALU pasang ALARM GANDA tiap hari untuk bisa bangunin kita sahur (misal alarm bunyi 15 menit sekali atau 30 menit sekali). Kalau mau qiyamul lail dulu perhitungkan aja harus bangun jam berapa.
--SIAPIN bahan-bahan untuk sahur dari SEMALAM-nya. Jangan mendadak mikir mau sahur apa pas udah waktunya sahur, berabe nanti.
--Kalau ada targetan tilawah, MAKSIMALKAN waktu setelah shalat subuh dan qiyamul lail. Misal targetannya 2 juz perhari, kalau perlu baca 1 juz aja langsung. Karena di siang hari belum tentu ada waktu tilawah yang lama. Jadi 1 juz lagi bisa dicicil di pagi-malamnya. Kalau targetannya 1 juz perhari? Yaa hitung-hitung aja lah sendiri. Hehe :p. 

--Selalu perhitungkan apakah di hari itu kegiatan kita selesai sebelum magrib atau tidak. Kalau kira-kira kegiatannya sampai lewat dari magrib, harus bawa minum, untuk minimal ngebatalin shaum kita.
--Perbanyak asupan BUAH DAN SAYUR untuk menyeimbangkan kembali cairan tubuh kita yang berkurang akibat shaum seharian. 

Itulah tips yang bisa kami berikan (sebagai anak kosan juga). Kalau ada lebih dan kurangnya itu kembali pada kreativitas masing-masing untuk bisa survive di “medan perangnya” masing-masing.
Semangat menjalankan ibadah di bulan Ramadhan! Jauh dari keluarga bukanlah halangan melainkan sebuah akselerasi untuk kita bisa lebih dulu belajar hidup mandiri (walaupun masih dengan uang orang tua, hahaha).
Semoga semua targetan Ramadhan kita tercapai dan semua kesibukan amanah kita dinilai sebagai ibadah yang diberkahi dan diridhoi oleh Allah SWT. Aamiin


سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ
(Subhaanaka Allaahumma wabihamdika asyhadu an laa-ilaaha illaa Anta astaghfiruka wa-atuubu ilaik)
Maha suci Engkau ya Allah, dan dengan memujiMu, aku bersaksi bahwa tiada Ilah kecuali Engkau, aku mohon ampun dan bertaubat kepadaMu
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.



Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...